Jumat, 14 Juni 2013

Sekilas Tentang Raja Parameswara

Ilustrasi Parameswara
Sebenarnya ada beberapa versi mengenai sejarah Parameswara. Sedikitnya yang saya ketahui ada 3 versi sejarah.

Versi pertama menurut Sejarah Melayu yang dikarang oleh Tun Sri Lanang adalah bahwa keturunan raja-raja Sriwijaya telah menjadi pemimpin di Temasek (Singapura) semenjak dari tahun 1324 M. Dan Parameswara merupakan  Raja Temasek yang terakhir dari keturunan Sriwijaya. Parameswara memimpin Temasek sekitar pada tahun 1399-1401 M sebelum akhirnya kerajaan Majapahit menyerang Temasek. Parameswara yang kalah akhirnya melarikan diri ke Semenanjung Malaysia bersama beberapa pengikutnya.

Versi kedua yang berasal dari cerita sejarahwan Portugis Tome Pires adalah Parameswara merupakan Raja Palembang yang menggantikan ayahnya, Raja Sam Agi. Namun tidak berapa lama setelah itu kerajaan Palembang diserang oleh Majapahit yang dipimpin oleh Raja Batara.
Majapahit menyerang Palembang karena Parameswara menggelari dirinya sebagai Mjeura atau orang yang berani. Ekoran daripada itu, Parameswara kalah dan melarikan diri ke Temasek (Singapura) dan lalu menjadi pimpinan sementara Temasek setelah membunuh Raja Temagi yang merupakan utusan kerajaan Siam (Thailand) untuk memerintah Temasek. Tempoh pemerintahan Parameswara di Temasek tidaklah lama karena kerajaan Siam kembali berhasil merebut Temasek dan membuat Parameswara beserta pengikut setianya untuk lari ke Semenanjung Malaysia.


Versi Ketiga sejarah Parameswara berdasarkan Novel Melaka the Glorious Malay Sultanate, oleh Mansor bin Puteh.

Ketika Kerajaan Palembang dipimpin oleh Paduka Seri Maharaja Damia Raja, kerajaan Palembang merupakan salah satu kerajaan dari Pulau Andalas (Sumatera) yang disegani di seantero nusantara. Pada tahun 1389M Damia Raja jatuh sakit karena pengaruh umur. Damia Raja telah memimpin Kerajaan Palembang selama 4 dekade. Dan dia memiliki 2 orang putera, yang dimana putera keduanya adalah Parameswara (49 tahun) yang juga menjadi Putera Mahkota Kerajaan Palembang selama 3 dekade.

Seluruh pembesar dan keluarga kerajaan berkumpul di suatu ruangan untuk mendengarkan titah terakhir sang Raja. Damia Raja ingin menunjuk penggantinya untuk menjadi Raja kelima Kerajaan Palembang.  Parameswara dan beberapa pembesar kerajaan sangat yakin bahwa Parameswara lah yang akan ditunjuk menggantikan Damia Raja. Saat-saat mendebarkan itu akhirnya lepas setelah Damia Raja memutuskan untuk memberikan tampuk kepemimpinan kepada anak tertuanya, kakak kepada Parameswara.

Parameswara sangat marah ketika itu, karena sepatutnya dialah yang menjadi penerus ayahnya. Dia telah menjadi putra mahkota selama 3 dekade. Dan dia juga sangat yakin bahwa dia lah yg terpilih dibanding kakaknya yang tidak terlalu terlibat dalam tampuk pemerintahan sehari-hari kerajaan Palembang (Sebagai Putera Mahkota Parameswara berkewajiban untuk turut dalam pemerintahan kerajaan). Tapi apa daya, ayahnya telah memutuskan demikian. Walau sangat marah, tetapi Parameswara tidak menampakkannya pada saat itu. Tidak lama setelah itu, Damia Raja meninggal dunia setelah sempat memberitahu kepada semua orang kenapa dia memilih anaknya yang tertua untuk menjadi pemimpin Palembang tapi bukan parameswara.

Setelah kejadian tersebut, walaupun Kakaknya telah akan memberikan keistimewaan kepada Parameswara untuk memimpin wilayah manapun yang dia minta, Parameswara tetap sukar hati dan marah mengenai keputusan Ayahnya tersebut. Sampai akhirnya Parameswara beserta keluarga, perdana menteri dan ratusan prajurit setianya pergi meninggalkan tanah Palembang. Dia merasa malu untuk tetap tinggal di Palembang. Mau taruh dimana muka Parameswara ketika berjumpa rakyat Palembang ataupun tokoh-tokoh dari kerajaan lain.

Tempat yang dituju oleh Parameswara adalah kerajaan Majapahit. Karena dia memiliki hubungan persaudaraan dengan Raja Majapahit ketika itu, Hayam Wuruk. Parameswara berada di Majapahit selama lebih kurang 5 tahun sebelum akhirnya berlayar ke Temasek (Singapura). Di Singapura Parameswara berhasil membunuh Raja Temasek yang merupakan utusan dari kerajaan Siam (Thailand) ketika itu, dan akhirnya Parameswara memimpin Temasek selama lima tahun sebelum akhirnya dia dijatuhkan kembali oleh pengikut setia Raja yang terdahulu dan pasukan dari Siam. Parameswara beserta pengikutnya melarikan diri hingga ke hujung utara pulau Temasek. Akhirnya menyeberanglah mereka ke tanah Semenanjung Malaysia. Berhari-hari mereka berjalan di sepanjang pesisir Semenanjung untuk mencari tempat yang sesuai untuk menetap.

Sampailah mereka di suatu tempat yang masih belum dipunyai oleh kerajaan manapun. Hanya terdapat beberapa kampung nelayan kecil disana. Mereka adalah rakyat bebas. Parameswara berkeinginan untuk mendirikan kerajaan disana. Dan dipilihlah daerah yang dekat dengan laut atau sungai agar kerajaan dapat melakukan pertukaran ekonomi dengan kerajaan lain.

Suatu hari, Parameswara duduk di bawah suatu pohon yang bernama pohon Melaka. Dan beliau melihat suatu kejadian yang unik. Anjing pemburu Parameswara berhasil dikalahkan oleh seekor kancil yang kecil. Karena kejadian itu cukup membuat Parameswara takjub maka dinamakannya kerajaan yang baru dia bentuk itu menjadi Kerajaan Melaka.

Kerajaan Melaka banyak melakukan kerjama sama dengan kerajaan yang berada di Cina ataupun India dan Arab. Oleh karena seringnya melakukan kerjasama dengan kerajaan Muslim dari India, akhirnya Parameswara masuk Islam pada umur 74 tahun setelah dia mengunjungi kerajaan Samudera Pasai di Sumatera.  Parameswara juga menjalin ikatan kuat dengan kerajaan di Cina. Oleh demikian bangunan-bangunan yang terdapat di Melaka ketika itu banyak yg berunsurkan Cina. Seperti contohnya membangun bangunan dari batu bukan dari kayu yang umumnya dilakukan kerajaan Hindu terdahulu.

Parameswara meninggal dunia pada umur 84 tahun (1424 M). Dan kegemilangan Kerajaan Melaka berlanjut kepada Kesultanan Melaka hinggalah sekarang Melaka menjadi salah satu daya tarik wisata yang dimiliki Malaysia.

Kesimpulan beberapa versi sejarah tersebut

Dapat diambil kesimpulan bahwa sejarah yang sudah berlangsung sedemikian lamanya tentu akan ada berbagai versi yang menceritakannya. Untuk sejarah Parameswara mendirikan Kerajaan Melaka ini sendiri ada tiga versi yang populer. Ketiga versi itu hanya berlainan dan sedikit bertolak belakang di bagian intro atau sebelum Parameswara menginjakkan kakinya di tanah Semenanjung Malaysia, selebihnya adalah sama. Semoga pembaca dapat mengambil hal-hal yang bagus dari sejarah ini.
















 

1 komentar:

Anonim mengatakan...

mantap sejarahnya

Posting Komentar